Selasa, 14 April 2015



BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Pendidikan memiliki peran penting dalam menciptakan masyarakat yang cerdas, damai, terbuka, dan demokratis. Pendidikan dari segi kehidupan dirasakan sangat penting bagi perkembangan hidup manusia. Pendidikan sudah merupakan kebutuhan yang mendasar bagi setiap individu. Oleh karena itu pembaharuan dalam pendidikan terus dilakukan  untuk tercapainya kualitas pendidikan yang lebih baik dari sebelumnya. Salah satu dalam   pelaksanaannya,  suatu pendidikan membutuhkan isi dan alat pendidikan. Berbagai upaya peningkatan standar mutu pendidikan sudah menjadi prioritas utama yaitu dengan meningkatkan kualitas isi dan alat pendidikan dalam proses pembelajaran. Penggunaan  isi dan alat pendidikan dalam proses pembelajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran yang lebih baik.  Peggunaan isi dan alat pendidikan sangat menguntungkan dalam penyampaian pesan kepada penerima. Dengan kata lain, proses perkembangan pendidikan manusia untuk mancapai hasil yang maksimal harus menggunakan isi dan alat pendidikan.

B.  Rumusan Masalah
1.    Apa yang dimaksud dengan isi pendidikan?
2.    Apa saja macam-macam isi pendidikan?
3.    Apa yang dimaksud dengan alat pendidikan?
4.    Apa saja macam-macam alat pendidikan?

C.  Tujuan Penulisan
1.    Untuk mengetahui pengertian isi pendidikan.
2.    Untuk mengetahui macam-macam pendidikan.
3.    Untuk mengetahui pengertian alat pendidikan.
4.    Untuk mengetahui macam-macam alat pendidikan.






                                                            BAB II     
PEMBAHASAN
A.  Isi Pendidikan
1.    Pengertian Isi Pendidikan
Pendidikan dilaksanakan di dalam suatu kesatuan hidup bersama atau masyarakat dengan sifat sosial manusia menjadi dasar bagi kesatuan hidup bersama itu. Tujuan akhir pendidikan ialah menjadikan peserta didik berkepribadian dewasa, yang memiliki, menghayati dan melaksanakan nilai-nilai kemanusiaan dalam hidupnya. Dengan landasan tujuan akhir dari pendidikan maka dapat dikatakan bahwa  isi pendidikan ialah segala hal materi atau tindakan yang membawa peserta didik mengalami, menghayati nilai-nilai kemanusiaan, sehingga peserta didik mampu membangun nilai-nilai kemanusiaan dalam kepribadiannya.
2.    Isi Pendidikan
Pendidik harus mampu memilih isi pendidikan atau pengaruh yang tepat dalam rangka membantu anak menuju kedewasaannya. Secara umum ada tiga unsur yang perlu dipertimbangkan dalam rangka menetapkan isi pendidikan, yaitu:
a.    Tujuan pendidikan;
b.    Anak didik; dan
c.    Lingkungan anak didik.
Isi pendidikan harus ditetapkan dengan mempertimbangkan tujuan pendidikan, sebab isi pendidikan harus dipilih untuk mencapai tujuan pendidikan yang hendak dicapai. Karena tujuan pendidikan berisi tentang gambaran manusia ideal yang harus dicapai anak didik, maka isi pendidikan hendaknya meliputi gambaran manusia ideal tersebut, baik berkenaan dengan kesehatan, potensi, individualitas, sosialitas, keberbudayaan, keberagamaan, dll. Mengingat adanya berbagai jenis dan hierarkhi tujuan pendidikan, maka isi pendidikan hendaknya disesuaikan dengan jenis atau sifat dan hierarkhi tujuan pendidikan. Selain itu, apabila kita mengacu kepada taksonomi tujuan pendidikan dari Benyamin Bloom dkk.,  maka isi program pendidikan juga harus disesuaikan dengan berbagai aspek yang ingin dikembangkan pada anak didik, seperti kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Ada berbagai hal yang perlu dipertimbangkan untuk menetapkan isi pendidikan dalam hubungannya dengan anak didik, antara lain:
1)   Tahap dan tugas perkembangan anak didik;
Hasil kajian psikologi menunjukkan bahwa anak didik berada pada tahap perkembangan tertentu, dan harus mampu melaksanakan tugas-tugas perkembangan tertentu pula pada setiap tahap perkembangannya, anak memerlukan perlakuan tertentu dari orang dewasa yang menjadi pendidiknya. Salah satunya adalah perlakuan berkenaan dengan isi pendidikan yang harus disesuaikan dengan tahap perkembangannya. Hal ini perlu diperhatikan, sebabnya bahwa anak yang belum mampu melaksanakan tugas-tugas perkembangan sesuai dengan tahap perkembangannya, akan mengalami hambatan dalam melaksanakan tugas-tugas perkembangan berikutnya. Sebaliknya jika isi pendidikan melampaui tahap perkembangan anak, maka hal ini akan menimbulkan efek negatif yang tidak diharapkan terjadi pada diri anak didik.
2)   Kematangan anak didik;
Isi pendidikan harus disesuaikan dengan kematangan anak didik. Ibarat besi yang telah matang dipanaskan, besi tersebut akan mudah dibentuk. Anak yang telah matang untuk belajar sesuatu, ia akan mudah mempelajarinya. Dengan demikian, anak akan mendapatkan kemudahan dalam upayanya (seperti dalam belajar, latihan, dsb.) untuk mencapai tujuan pendidikan. Apabila dilihat dari sudut pandang pendidik, hal itu berarti bahwa anak akan mudah dididik.
3)   Keunikan anak didik;
Keunikan anak didik mengimplikasikan perlunya isi pendidikan disesuaikan dengan tingkat kemampuan belajar (bakat), jenis kelamin, perhatian, dunia anak didik, dan lain sebagainya. Isi pendidikan yang melebihi kemampuan belajar anak didik akan sulit dipelajari anak didik atau bahkan mungkin tidak dapat dikuasai anak didik.
4)   Tingkat kesukaran dan kekompleksitasnya.
Isi pendidikan hendaknya ditetapkan dengan mempertimbangkan tingkat kesulitan dan kekompleksitasnya. Anak akan mudah belajar apabila dimulai dari hal-hal yang mudah menuju kepada hal yang sulit. Selain itu, anak akan mudah belajar apabila dimulai dari hal-hal yang sederhana menuju kepada hal-hal yang kompleks.
Lingkungan dimana anak dididik berada perlu pula dipertimbangkan dalam rangka menetapkan isi pendidikan, artinya bahwa isi pendidikan itu hendaknya dipilih dan disesuaikan dengan konteks lingkungan alam dan lingkungan sosial-budaya dimana anak didik berada. Perlu pula diperhatikan bahwa lingkungan sekitar anak didik dapat dijadikan sumber belajar atau sumber untuk bereksplorasi bagi anak; dalam lingkungan sekitar anak didik akan terdapat berbagai jenis permainan yang dapat dimanfaatkan sebagai sarana untuk mengembangkan kemampuan-kemampuan tertentu. Dipihak lain, anak didik pun perlu mengenal lingkungan alamnya, perlu bersosialisasi di dalam masyarakatnya, berenkulturasi dalam kebudayaan masyarakatnya, dll. Sebaliknya, orang tua dan masyarakat pun memiliki nilai-nilai tertentu, mereka mempunyai harapan untuk menjadi siapa anak-anak mereka itu nantinya, dsb. Dengan demikian, maka diharapkan agar isi pendidikan itu relevan dengan kebutuhan anak dan lingkungannya.
3.    Macam-macam Isi Pendidikan
a.    Pendidikan jasmani dan keterampilan;
Pendidikan jasmani dan keterampilan ini mencakup pertumbuhan fisik yang sehat, kelincahan, keterampilan, menggunakan anggota badan berkaitan dengan makanan, minuman, udara segar, istirahat, pakaian, perumahan, seks. Tujuannya agar anak didik menerima, menghargai, merawat dan melatih tubuhnya.
b.    Pendidikan seni;
Pendidikan seni merupakan kegiatan pendidikan yang mengutamakan tumbuhnya rasa seni, senang akan keharmonisan, keteraturan dan kebutuhan dalam diri anak. Tujuannya agar anak didik mengembangkan rasa keindahan.
c.    Pendidikan intelektual.
Pendidikan intelektual merupakan kegiatan pendidikan yang mengutamakan realisasi kemampuan intelektual anak didik dalam memecahkan masalah konkrit yang dihadapi sehari-hari. Tujuannya agar anak didik mengembangkan kemampaun berpikir dan cara mengatasi persoalan secara tepat.



B.  Alat Pendidikan
1.    Alat Pendidikan
Alat pendidikan adalah suatu tindakan atau perbuatan atau situasi, yang dengan sengaja diadakan oleh pendidik untuk mencapai suatu tujuan pendidikan ( M.J. Langeveld, 1980:29). Contoh: penciptaan situasi yang kondusif untuk pembelajaran, teladan, tugas, hukuman, ganjaran, dll. yang secara sengaja dilakukan guru untuk membantu anak didik agar mencapai tujuan pendidikan.
Dalam pengertian di atas, alat pendidikan berkenaan dengan situasi dan/atau tindakan guru yang disengaja dalam rangka mencapai tujuan pendidikan, karena itu perlu dipahami bahwa buku-buku, papan tulis, OHP, gedung sekolah, dll. yang bersifat kebendaan yang sengaja diadakan oleh pendidik untuk mencapai tujuan pendidikan bukanlah alat pendidikan, melainkan dikategorikan sebagai alat bantu pendidikan (M.J. Langeveld, 1980:35).
2.    Macam-macam Alat Pendidikan
Macam alat pendidikan pada dasarnya adalah segala perlengkapan yang dipakai dalam usaha pendidikan yang disebut alat pendidikan. Alat pendidikan disamping sebagai perlengkapan, juga sebagai pembantu mempermudah terlaksananya tujuan pendidikan.
Berdasarkan wujudnya alat pendidikan dibagi menjadi 2 yaitu:
a.    Perbuatan pendidik, yaitu alat yang bersifat non material karena tidak terwujud atau dalam istilah komputer sering di sebut software ( perangkat lunak). Perbuatan pendidik dibagi 2 yaitu mengarahkan dan mencegah. Mengarahkan yaitu memberikan masukan kepada peserta didiknya utuk melakukan kegiatan atau perbuatan ke hal-hal yag positif atau tidak menyimpang. Contohnya: menasihati, memberi teladan, membimbing, perintah, pujian dan hadiah. Mencegah adalah mengantisipasi hal-hal yang buruk atau akibat yang di timbulkan. Contohnya: melarang atau mencegah, menegur, mengancam bahkan menghukum.
b.    Benda untuk alat bantu dalam pendidikan atau alat peraga, bersifat material karena berwujud benda. Contohnya: peralatan di laboratorium fisika (seperti: jangka sorong, micrometer sekrup, pegas), alat tulis (seperti: buku tulis, pensil, bolpoin) dll.
Selain pembagian di atas, Ahmad D. Marimba juga membagi alat pendidikan ke dalam 2 bagian yaitu :
a.    Alat-alat langsung, yaitu alat-alat bersifat menganjurkan sejalan dengan maksud usaha (alat-alat positif).
b.    Alat-alat tidak langsung, yaitu alat-alat yang bersifat pencegahan dan pembasmian hal-hal yang bertentangan dengan maksud usaha.
3.    Faktor Pendidikan
     Dalam pergaulan antara orang dewasa dengan anak, mungkin saja anak mencapai sesuatu kemampuan yang sama dengan apa yang diharapkan orang dewasa (anak mencapai sesuatu yang sesuai dengan tujuan pendidikan), padahal dalam pergaulan tersebut orang dewasa tidak memiliki tujuan agar anak dapat mencapainya. Misal: Guru sewaktu mengajar selalu berpakaian bersih dan rapi. Siswa A yang tadinya kurang memperhatikan kebersihan dan kerapian pakaiannya, dengan melihat gurunya tadi menirunya sehingga selalu berpakaian bersih dan rapi. Dalam pengandaian ini, apabila guru tersebut di atas selalu berpakaian bersih dan rapi sewaktu mengajar hanya karena kebiasaannya saja, dan tidak secara sengaja berniat atau bertujuan untuk memberikan teladan kepada para siswanya dalam hal kebersihan dan kerapian dalam berpakaian, maka situasi atau perbuatan guru tadi bukanlah alat pendidikan, melainkan faktor pendidikan. Faktor pendidikan yaitu suatu tindakan/perbuatan atau situasi yang tidak disengaja diadakan oleh orang dewasa/pendidik untuk mencapai tujuan pendidikan, tetapi berakibat anak sampai pada "hasil yang sama" dengan apa yang diharapkan atau sama dengan tujuan pendidikan.
     Menurut M.J. Langeveld (1980:31-32), ada empat aspek yang harus dipertimbangkan dalam memilih dan menggunakan alat pendidikan. Keempat aspek yang dimaksud adalah:
a.    Tujuan pendidikan yang hendak dicapai.
b.    Alat pendidikan yang tersedia, dengan memperhitungkan:
c.    Pendidik yang akan menggunakannya, dan
d.   Anak didik yang akan dikenai tindakan.
Alat pendidikan dipilih dan digunakan sesuai dengan tujuan pendidikan yang hendak dicapai. Tujuan pendidikan adalah salah satu unsur pendidikan berupa rumusan tentang apa yang harus dicapai oleh anak didik, yang berfungsi sebagai pemberi arah bagi semua kegiatan pendidikan. Tujuan pendidikan menjadi pedoman dalam rangka menetapkan isi pendidikan, cara-cara mendidik atau metode pendidikan, alat pendidikan, dan menjadi tolok ukur dalam rangka melakukan evaluasi terhadap hasil pendidikan.
Berbagai alat pendidikan yang tersedia (teladan, wejangan, perintah, larangan, hukuman, dsb.) hendaknya dipilih dan digunakan dengan mempertimbangkan karakteristik pendidik yang akan menggunakannya dan anak didik yang akan dikenai tindakan dengan menggunakan alat pendidikan tersebut.
Alat pendidikan hendaknya dipilih dan digunakan dengan mempertimbangkan diri pendidik yang akan menggunakannya. Pendidik jangan memilih dan menggunakan alat pendidikan yang tidak sesuai dengan karakteristik pribadinya. Alat pendidikan hendaknya dipilih dan digunakan dengan mempertimbangkan anak didik yang akan dikenai alat pendidikan tersebut. Suatu alat pendidikan hendaknya dipilih dan digunakan dengan mempertimbangkan karakteristik anak didik. Selain itu, juga mempertimbangkan berbagai kemungkinan efek positif dan efek negatif yang mungkin terjadi pada diri anak didik, apabila suatu alat pendidikan digunakan. Pilih dan gunakanlah alat pendidikan yang tepat.
Menurut pandangan Fenomenologis (M.J. Langeveld, 1980:57-62) terdapat lima syarat penggunaan alat pendidikan, yaitu:
a.    Perlindungan;
b.    Kesepahaman;
c.    Kesamaan arah dalam pikiran dan perbuatan (Asimilasi dan konfirmasi);
d.   Perasaan bersatu;
e.    Berdiri sendiri.
Atas dasar kasih sayangnya pendidik melindungi anak didik. Perlindungan ini baik berkenaan aspek jasmaniah maupun rohaniah agar anak didik tidak sampai berbuat atau mendapatkan sesuatu yang merugikan dirinya sendiri. Karena itu pendidik diharapkan menggunakan alat pendidikan untuk "melindungi anak didiknya", bukan untuk kesenangan pendidik apalagi untuk memuaskan nafsunya. Demi melindungi anak didik, bentuk alat pendidikan yang mungkin digunakan antara lain: pembiasaan, larangan, perintah atau suruhan, menciptakan dan menegakkan tata tertib, membiarkan anak menyelidiki sesuatu, dsb.
Anak didik pada dasarnya ingin menjadi dewasa dan karena itu disadari maupun tidak disadari ia ingin menjadi seperti orang dewasa (pendidik). Karena itu dalam pendidikan perlu tercipta adanya "kesepahaman" antara anak didik dengan pendidiknya. Demi kepentingan ini alat pendidikan yang dapat digunakan antara lain: memberikan teladan, memberikan contoh tentang sesuatu, menyuruh meniru suatu perbuatan, memperlihatkan tentang bagaimana sesuatu diperbuat, mengikutsertakan anak dalam suatu kegiatan, menjelaskan, menunjukkan, melarang, menghambat agar sesuatu tidak diperbuat anak didik, dll.
Selain hal di atas, dalam pendidikan perlu adanya "kesamaan arah pikiran dan perbuatan" antara pendidik dan anak didik, maupun kesamaan pikiran dan perbuatan dalam diri anak didik itu sendiri. Karena itu apabila kesepahaman telah tercapai melaui penggunaan berbagai alat pendidikan seperti telah dikemukakan terdahulu, selanjutnya anak didik perlu diikutsertakan dalam kehidupan orang dewasa. Dalam hal ini anak didik perlu diberi kesempatan untuk turut bertanggungjawab, mendorong anak agar lebih mau memikul tanggungjawab (bahkan dalam hal tertentu mungkin diberi tanggungjawab penuh), serta mengamati berbagai hal berhubungan dengan kepentingannya sendiri. Demi tujuan itu maka dapat digunakan alat pendidikan berupa: perencanaan bersama, penyampaian motif dan tujuan dari suatu perbuatan atau kegiatan, dibuat perjanjian, pemberian tugas atau suruhan (misalnya: menyimpan barang pada tempatnya, dsb.), anak diingatkan pada tanggungjawabnya, pada janjinya (anak dituntut tepat janji dan taat aturan), untuk itu mungkin pula perlu digunakan larangan atau hukuman.
Selain ia mendapatkan perlindungan, memiliki kesepahaman, dan kesamaan arah pikiran dan perbuatan, anak didik juga perlu memiliki "perasaan bersatu" yang menjadi dasar bagi hubungan sosialnya (hidup bermasyarakat) seperti: kasih sayang, kepercayaan, kesetiaan, sifat timbal balik atau saling memberi, dsb. Untuk kepentingan itu, alat pendidikan yang dapat digunakan pendidik antara lain dengan "memperlihatkan atau membuktikan" kepada anak didik adanya kasih sayang, dapat dipercaya, kesetiaan, sikap ramah, sifat timbal balik, dsb. dalam kehidupan sehari-hari. Pendidik perlu "menganjurkan" kepada anak didik untuk mengusahakan memiliki sifat-sifat tersebut dengan caran memberi tugas dan pekerjaan, mendorong tanggungjawab sendiri, memberikan nasehat, mengajarkan tata tertib, peringatan, teguran, ancaman, bahkan mungkin hukuman. Pendidik "menciptakan situasi" agar anak didik mengalaminya dalam berbagai kegiatan sehari-hari baik di rumah maupun di luar rumah, agar anak turut mengalami motif dan alasan bertindak yang dianut orang dewasa, memahami pentingnya nilai-nilai hidup yang memenuhi alam pikiran orang dewasa, dll. Dengan demikian anak dibimbing dan diarahkan masuk ke alam orang dewasa.
Hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan semua alat pendidikan sebagaimana telah dikemukakan di atas adalah bahwa alat pendidikan itu digunakan dan diarahkan agar anak menjadi dewasa atau mampu "berdiri sendiri, bertanggungjawab, dan berpartisipasi positif dalam kehidupan".













BAB III
PENUTUP

A.  Kesimpulan
Pendidikan sebagai suatu upaya untuk memurnikan hakikat penciptaan manusia. Pendidikan merupakan proses yang mutlak dan harus dialami oleh setiap manusia sepanjang hidupnya baik itu melalui pendidikan formal, nonformal maupun informal. Pendidikan bertujuan untuk menjadikan manusia seutuhnya. Tujuan ini akan didapat manakala berbagai hal pendukungnya berfungsi sebagaimana mestinya. Isi pendidikan, alat pendidikan dan keterkaitan antar keduanya merupakan hal yang wajib dipenuhi ketika kita ingin mencapai tujuan pendidikan tersebut. Berlandaskan pada asumsi tersebut maka dapat dikatakan bahwa efektifnya proses pendidikan akan sangat bergantung pada keahlian kita dalam mengolah, memanfaatkan, serta mengkreasikan isi dan alat pendidikan.

B.  Saran
Kita sebagai calon guru sekolah dasar harus mempelajari dan memahami isi dan alat pendidikan. Karena kita dituntut untuk menjadi guru yang profesional dan mengerti tentang pendidikan.
Penyusun menyadari makalah ini masih terdapat kekurangan. Maka dari itu, penyusun mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kemajuan bersama.


4 komentar:

  1. Coin Casino - 100% up to €200 Bonus | CasinoWow
    Play 인카지노 the best casino online 메리트 카지노 고객센터 with 제왕카지노 over 500 free spins and amazing Jackpot wins. Sign up and join today! ➜ Get a 100% up to €200 Bonus

    BalasHapus
  2. Casino - Dr. Maryland
    Welcome to Dr. MD 부천 출장마사지 Casino and Resort. We have over 700 of 통영 출장안마 the hottest 상주 출장마사지 games available and are located in the 춘천 출장안마 beautiful Midwest. From our live table Game Type: Live Tables, Blackjack, 동해 출장안마 Roulette, Video Slot

    BalasHapus