BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pendidikan memiliki peran
penting dalam menciptakan masyarakat yang cerdas, damai, terbuka, dan
demokratis. Pendidikan dari segi kehidupan dirasakan sangat penting bagi
perkembangan hidup manusia. Pendidikan sudah merupakan kebutuhan yang mendasar
bagi setiap individu. Oleh karena itu pembaharuan dalam pendidikan terus
dilakukan untuk tercapainya kualitas
pendidikan yang lebih baik dari sebelumnya. Salah satu
dalam pelaksanaannya, suatu pendidikan membutuhkan
isi dan alat pendidikan. Berbagai upaya peningkatan standar mutu pendidikan
sudah menjadi prioritas utama yaitu dengan meningkatkan kualitas isi dan alat
pendidikan dalam proses pembelajaran. Penggunaan isi
dan alat pendidikan dalam proses pembelajaran dapat mempertinggi proses belajar
siswa sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran yang lebih baik. Peggunaan isi dan alat pendidikan sangat
menguntungkan dalam penyampaian pesan kepada penerima. Dengan kata lain, proses
perkembangan pendidikan manusia untuk mancapai hasil yang maksimal harus
menggunakan isi dan alat pendidikan.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa yang dimaksud
dengan isi pendidikan?
2.
Apa saja
macam-macam isi pendidikan?
3.
Apa yang dimaksud
dengan alat pendidikan?
4.
Apa saja
macam-macam alat pendidikan?
C.
Tujuan Penulisan
1.
Untuk mengetahui
pengertian isi pendidikan.
2.
Untuk mengetahui
macam-macam pendidikan.
3.
Untuk mengetahui
pengertian alat pendidikan.
4.
Untuk mengetahui
macam-macam alat pendidikan.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Isi Pendidikan
1. Pengertian
Isi Pendidikan
Pendidikan dilaksanakan di dalam
suatu kesatuan hidup bersama atau masyarakat dengan sifat sosial manusia
menjadi dasar bagi kesatuan hidup bersama
itu. Tujuan akhir pendidikan ialah menjadikan peserta didik
berkepribadian dewasa, yang memiliki, menghayati dan melaksanakan nilai-nilai
kemanusiaan dalam hidupnya. Dengan landasan tujuan akhir dari pendidikan maka
dapat dikatakan bahwa isi pendidikan
ialah segala hal materi atau tindakan yang membawa peserta didik mengalami, menghayati nilai-nilai kemanusiaan, sehingga peserta
didik mampu membangun nilai-nilai kemanusiaan dalam kepribadiannya.
2. Isi Pendidikan
Pendidik harus mampu memilih isi
pendidikan atau pengaruh yang tepat dalam rangka membantu anak menuju
kedewasaannya. Secara umum ada tiga unsur yang perlu dipertimbangkan dalam
rangka menetapkan isi pendidikan, yaitu:
a. Tujuan pendidikan;
b. Anak didik; dan
c. Lingkungan anak didik.
Isi pendidikan harus ditetapkan
dengan mempertimbangkan tujuan pendidikan, sebab isi pendidikan harus dipilih
untuk mencapai tujuan pendidikan yang hendak dicapai. Karena tujuan pendidikan
berisi tentang gambaran manusia ideal yang harus dicapai anak didik, maka isi
pendidikan hendaknya meliputi gambaran manusia ideal tersebut, baik berkenaan
dengan kesehatan, potensi, individualitas, sosialitas, keberbudayaan,
keberagamaan, dll. Mengingat adanya berbagai jenis dan hierarkhi tujuan
pendidikan, maka isi pendidikan hendaknya disesuaikan dengan jenis atau sifat
dan hierarkhi tujuan pendidikan. Selain itu, apabila kita mengacu kepada
taksonomi tujuan pendidikan dari Benyamin Bloom dkk., maka isi program pendidikan juga harus
disesuaikan dengan berbagai aspek yang ingin dikembangkan pada anak didik,
seperti kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Ada berbagai hal yang perlu dipertimbangkan untuk menetapkan
isi pendidikan dalam hubungannya dengan anak didik, antara lain:
1) Tahap dan tugas perkembangan anak
didik;
Hasil kajian psikologi menunjukkan
bahwa anak didik berada pada tahap perkembangan tertentu, dan harus mampu
melaksanakan tugas-tugas perkembangan tertentu pula pada setiap tahap
perkembangannya, anak memerlukan perlakuan tertentu dari orang dewasa yang
menjadi pendidiknya. Salah satunya adalah perlakuan berkenaan dengan isi
pendidikan yang harus disesuaikan dengan tahap perkembangannya. Hal ini perlu
diperhatikan, sebabnya bahwa anak yang belum mampu melaksanakan tugas-tugas
perkembangan sesuai dengan tahap perkembangannya, akan mengalami hambatan dalam
melaksanakan tugas-tugas perkembangan berikutnya. Sebaliknya jika isi
pendidikan melampaui tahap perkembangan anak, maka hal ini akan menimbulkan
efek negatif yang tidak diharapkan terjadi pada diri anak didik.
2) Kematangan anak didik;
Isi pendidikan harus disesuaikan
dengan kematangan anak didik. Ibarat besi yang telah matang dipanaskan, besi tersebut
akan mudah dibentuk. Anak yang telah matang untuk belajar sesuatu, ia akan
mudah mempelajarinya. Dengan demikian, anak akan mendapatkan kemudahan dalam
upayanya (seperti dalam belajar, latihan, dsb.) untuk mencapai tujuan
pendidikan. Apabila dilihat dari sudut pandang pendidik, hal itu berarti bahwa
anak akan mudah dididik.
3) Keunikan anak didik;
Keunikan anak didik mengimplikasikan
perlunya isi pendidikan disesuaikan dengan tingkat kemampuan belajar (bakat),
jenis kelamin, perhatian, dunia anak didik, dan lain sebagainya. Isi pendidikan
yang melebihi kemampuan belajar anak didik akan sulit dipelajari anak didik
atau bahkan mungkin tidak dapat dikuasai anak didik.
4) Tingkat kesukaran dan
kekompleksitasnya.
Isi pendidikan hendaknya ditetapkan
dengan mempertimbangkan tingkat kesulitan dan kekompleksitasnya. Anak akan
mudah belajar apabila dimulai dari hal-hal yang mudah menuju kepada hal yang
sulit. Selain itu, anak akan mudah belajar apabila dimulai dari hal-hal yang
sederhana menuju kepada hal-hal yang kompleks.
Lingkungan dimana anak dididik
berada perlu pula dipertimbangkan dalam rangka menetapkan isi pendidikan,
artinya bahwa isi pendidikan itu hendaknya dipilih dan disesuaikan dengan
konteks lingkungan alam dan lingkungan sosial-budaya dimana anak didik berada.
Perlu pula diperhatikan bahwa lingkungan sekitar anak didik dapat dijadikan
sumber belajar atau sumber untuk bereksplorasi bagi anak; dalam lingkungan
sekitar anak didik akan terdapat berbagai jenis permainan yang dapat
dimanfaatkan sebagai sarana untuk mengembangkan kemampuan-kemampuan tertentu.
Dipihak lain, anak didik pun perlu mengenal lingkungan alamnya, perlu
bersosialisasi di dalam masyarakatnya, berenkulturasi dalam kebudayaan
masyarakatnya, dll. Sebaliknya, orang tua dan masyarakat pun memiliki
nilai-nilai tertentu, mereka mempunyai harapan untuk menjadi siapa anak-anak
mereka itu nantinya, dsb. Dengan demikian, maka diharapkan agar isi pendidikan
itu relevan dengan kebutuhan anak dan lingkungannya.
3. Macam-macam Isi Pendidikan
a.
Pendidikan
jasmani dan keterampilan;
Pendidikan jasmani dan keterampilan
ini mencakup pertumbuhan fisik yang sehat, kelincahan, keterampilan, menggunakan
anggota badan berkaitan dengan makanan, minuman, udara segar, istirahat,
pakaian, perumahan, seks. Tujuannya agar anak didik menerima, menghargai,
merawat dan melatih tubuhnya.
b.
Pendidikan
seni;
Pendidikan seni merupakan kegiatan
pendidikan yang mengutamakan tumbuhnya rasa seni, senang akan keharmonisan,
keteraturan dan kebutuhan dalam diri anak. Tujuannya agar anak
didik mengembangkan rasa keindahan.
c.
Pendidikan
intelektual.
Pendidikan intelektual merupakan kegiatan
pendidikan yang mengutamakan realisasi kemampuan intelektual anak didik dalam
memecahkan masalah konkrit yang dihadapi sehari-hari. Tujuannya agar anak
didik mengembangkan kemampaun berpikir dan cara mengatasi persoalan secara
tepat.
B. Alat Pendidikan
1.
Alat Pendidikan
Alat pendidikan
adalah suatu tindakan atau perbuatan atau situasi, yang dengan sengaja diadakan
oleh pendidik untuk mencapai suatu tujuan pendidikan ( M.J. Langeveld,
1980:29). Contoh: penciptaan situasi yang kondusif untuk pembelajaran, teladan,
tugas, hukuman, ganjaran, dll. yang secara sengaja dilakukan guru untuk
membantu anak didik agar mencapai tujuan pendidikan.
Dalam pengertian
di atas, alat pendidikan berkenaan dengan situasi dan/atau tindakan guru yang
disengaja dalam rangka mencapai tujuan pendidikan, karena itu perlu dipahami
bahwa buku-buku, papan tulis, OHP, gedung sekolah, dll. yang bersifat kebendaan
yang sengaja diadakan oleh pendidik untuk mencapai tujuan pendidikan bukanlah
alat pendidikan, melainkan dikategorikan sebagai alat bantu pendidikan (M.J.
Langeveld, 1980:35).
2.
Macam-macam Alat Pendidikan
Macam alat pendidikan pada dasarnya
adalah segala perlengkapan yang dipakai dalam usaha pendidikan yang disebut
alat pendidikan. Alat pendidikan disamping sebagai perlengkapan, juga sebagai
pembantu mempermudah terlaksananya tujuan pendidikan.
Berdasarkan wujudnya alat pendidikan dibagi menjadi 2 yaitu:
a. Perbuatan pendidik, yaitu alat yang
bersifat non material karena tidak terwujud atau dalam istilah komputer sering
di sebut software ( perangkat lunak). Perbuatan pendidik dibagi 2 yaitu
mengarahkan dan mencegah. Mengarahkan yaitu memberikan masukan kepada peserta
didiknya utuk melakukan kegiatan atau perbuatan ke hal-hal yag positif atau
tidak menyimpang. Contohnya: menasihati, memberi teladan, membimbing, perintah,
pujian dan hadiah. Mencegah adalah mengantisipasi hal-hal yang buruk atau
akibat yang di timbulkan. Contohnya: melarang atau mencegah, menegur, mengancam
bahkan menghukum.
b. Benda untuk alat bantu dalam
pendidikan atau alat peraga, bersifat material karena berwujud benda.
Contohnya: peralatan di laboratorium fisika (seperti: jangka sorong, micrometer
sekrup, pegas), alat tulis (seperti: buku tulis, pensil, bolpoin) dll.
Selain pembagian di atas, Ahmad D.
Marimba juga membagi alat pendidikan ke dalam 2 bagian yaitu :
a. Alat-alat
langsung, yaitu alat-alat bersifat menganjurkan sejalan dengan maksud usaha
(alat-alat positif).
b. Alat-alat
tidak langsung, yaitu alat-alat yang bersifat pencegahan dan pembasmian hal-hal
yang bertentangan dengan maksud usaha.
3. Faktor Pendidikan
Dalam
pergaulan antara orang dewasa dengan anak, mungkin saja anak mencapai sesuatu
kemampuan yang sama dengan apa yang diharapkan orang dewasa (anak mencapai
sesuatu yang sesuai dengan tujuan pendidikan), padahal dalam pergaulan tersebut
orang dewasa tidak memiliki tujuan
agar anak dapat mencapainya. Misal: Guru sewaktu mengajar selalu berpakaian
bersih dan rapi. Siswa A yang tadinya kurang memperhatikan kebersihan dan
kerapian pakaiannya, dengan melihat gurunya tadi menirunya sehingga selalu
berpakaian bersih dan rapi. Dalam pengandaian ini, apabila guru tersebut di
atas selalu berpakaian bersih dan rapi sewaktu mengajar hanya karena
kebiasaannya saja, dan tidak secara sengaja berniat atau bertujuan untuk
memberikan teladan kepada para siswanya dalam hal kebersihan dan kerapian dalam
berpakaian, maka situasi atau perbuatan guru tadi bukanlah alat pendidikan,
melainkan faktor pendidikan. Faktor pendidikan yaitu suatu tindakan/perbuatan
atau situasi yang tidak disengaja diadakan oleh orang dewasa/pendidik untuk
mencapai tujuan pendidikan, tetapi berakibat anak sampai pada "hasil yang
sama" dengan apa yang diharapkan atau sama dengan tujuan pendidikan.
Menurut M.J. Langeveld (1980:31-32), ada
empat aspek yang harus dipertimbangkan dalam memilih dan menggunakan alat
pendidikan. Keempat aspek yang dimaksud adalah:
a. Tujuan
pendidikan yang hendak dicapai.
b. Alat
pendidikan yang tersedia, dengan memperhitungkan:
c. Pendidik
yang akan menggunakannya, dan
d. Anak
didik yang akan dikenai tindakan.
Alat pendidikan dipilih
dan digunakan sesuai dengan tujuan pendidikan yang hendak dicapai. Tujuan
pendidikan adalah salah satu unsur pendidikan berupa rumusan tentang apa yang
harus dicapai oleh anak didik, yang berfungsi sebagai pemberi arah bagi semua
kegiatan pendidikan. Tujuan pendidikan menjadi pedoman dalam rangka menetapkan
isi pendidikan, cara-cara mendidik atau metode pendidikan, alat pendidikan, dan menjadi tolok ukur dalam rangka
melakukan evaluasi terhadap hasil pendidikan.
Berbagai alat
pendidikan yang tersedia (teladan, wejangan, perintah, larangan, hukuman, dsb.)
hendaknya dipilih dan digunakan dengan mempertimbangkan karakteristik pendidik
yang akan menggunakannya dan anak didik yang akan dikenai tindakan dengan
menggunakan alat pendidikan tersebut.
Alat pendidikan
hendaknya dipilih dan digunakan dengan mempertimbangkan diri pendidik yang akan
menggunakannya. Pendidik jangan memilih dan menggunakan alat pendidikan yang
tidak sesuai dengan karakteristik pribadinya. Alat pendidikan hendaknya dipilih
dan digunakan dengan mempertimbangkan anak didik yang akan dikenai alat
pendidikan tersebut. Suatu alat pendidikan hendaknya dipilih dan digunakan
dengan mempertimbangkan karakteristik anak didik. Selain itu, juga
mempertimbangkan berbagai kemungkinan efek positif dan efek negatif yang
mungkin terjadi pada diri anak didik, apabila suatu alat pendidikan digunakan.
Pilih dan gunakanlah alat pendidikan yang tepat.
Menurut pandangan
Fenomenologis (M.J. Langeveld, 1980:57-62) terdapat lima syarat penggunaan alat
pendidikan, yaitu:
a. Perlindungan;
b. Kesepahaman;
c. Kesamaan
arah dalam pikiran dan perbuatan (Asimilasi dan konfirmasi);
d. Perasaan
bersatu;
e. Berdiri
sendiri.
Atas dasar kasih
sayangnya pendidik melindungi anak didik. Perlindungan ini baik berkenaan aspek
jasmaniah maupun rohaniah agar anak didik tidak sampai berbuat atau mendapatkan
sesuatu yang merugikan dirinya sendiri. Karena itu pendidik diharapkan
menggunakan alat pendidikan untuk "melindungi anak didiknya", bukan
untuk kesenangan pendidik apalagi untuk memuaskan nafsunya. Demi melindungi
anak didik, bentuk alat pendidikan yang mungkin digunakan antara lain:
pembiasaan, larangan, perintah atau suruhan, menciptakan dan menegakkan tata
tertib, membiarkan anak menyelidiki sesuatu, dsb.
Anak didik pada dasarnya
ingin menjadi dewasa dan karena itu disadari maupun tidak disadari ia ingin
menjadi seperti orang dewasa (pendidik). Karena itu dalam pendidikan perlu
tercipta adanya "kesepahaman" antara anak didik dengan pendidiknya.
Demi kepentingan ini alat pendidikan yang dapat digunakan antara lain:
memberikan teladan, memberikan contoh tentang sesuatu, menyuruh meniru suatu
perbuatan, memperlihatkan tentang bagaimana sesuatu diperbuat, mengikutsertakan
anak dalam suatu kegiatan, menjelaskan, menunjukkan, melarang, menghambat agar
sesuatu tidak diperbuat anak didik, dll.
Selain hal di atas, dalam
pendidikan perlu adanya "kesamaan arah pikiran dan perbuatan" antara
pendidik dan anak didik, maupun kesamaan pikiran dan perbuatan dalam diri anak
didik itu sendiri. Karena itu apabila kesepahaman telah tercapai melaui
penggunaan berbagai alat pendidikan seperti telah dikemukakan terdahulu,
selanjutnya anak didik perlu diikutsertakan dalam kehidupan orang dewasa. Dalam
hal ini anak didik perlu diberi kesempatan untuk turut bertanggungjawab,
mendorong anak agar lebih mau memikul tanggungjawab (bahkan dalam hal tertentu
mungkin diberi tanggungjawab penuh), serta mengamati berbagai hal berhubungan
dengan kepentingannya sendiri. Demi tujuan itu maka dapat digunakan alat
pendidikan berupa: perencanaan bersama, penyampaian motif dan tujuan dari suatu
perbuatan atau kegiatan, dibuat perjanjian, pemberian tugas atau suruhan
(misalnya: menyimpan barang pada tempatnya, dsb.), anak diingatkan pada
tanggungjawabnya, pada janjinya (anak dituntut tepat janji dan taat aturan),
untuk itu mungkin pula perlu digunakan larangan atau hukuman.
Selain ia mendapatkan
perlindungan, memiliki kesepahaman, dan kesamaan arah pikiran dan perbuatan,
anak didik juga perlu memiliki "perasaan bersatu" yang menjadi dasar
bagi hubungan sosialnya (hidup bermasyarakat) seperti: kasih sayang, kepercayaan,
kesetiaan, sifat timbal balik atau saling memberi, dsb. Untuk kepentingan itu,
alat pendidikan yang dapat digunakan pendidik antara lain dengan
"memperlihatkan atau membuktikan" kepada anak didik adanya kasih
sayang, dapat dipercaya, kesetiaan, sikap ramah, sifat timbal balik, dsb. dalam
kehidupan sehari-hari. Pendidik perlu "menganjurkan" kepada anak
didik untuk mengusahakan memiliki sifat-sifat tersebut dengan caran memberi
tugas dan pekerjaan, mendorong tanggungjawab sendiri, memberikan nasehat,
mengajarkan tata tertib, peringatan, teguran, ancaman, bahkan mungkin hukuman. Pendidik
"menciptakan situasi" agar anak didik mengalaminya dalam berbagai
kegiatan sehari-hari baik di rumah maupun di luar rumah, agar anak turut
mengalami motif dan alasan bertindak yang dianut orang dewasa, memahami
pentingnya nilai-nilai hidup yang memenuhi alam pikiran orang dewasa, dll.
Dengan demikian anak dibimbing dan diarahkan masuk ke alam orang dewasa.
Hal
yang perlu diperhatikan dalam penggunaan semua alat pendidikan sebagaimana
telah dikemukakan di atas adalah bahwa alat pendidikan itu digunakan dan
diarahkan agar anak menjadi dewasa atau mampu "berdiri sendiri,
bertanggungjawab, dan berpartisipasi positif dalam kehidupan".
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendidikan sebagai suatu upaya untuk
memurnikan hakikat penciptaan manusia. Pendidikan merupakan proses yang mutlak dan
harus dialami oleh setiap manusia sepanjang hidupnya baik itu melalui
pendidikan formal, nonformal maupun informal. Pendidikan bertujuan untuk menjadikan
manusia seutuhnya. Tujuan ini akan didapat manakala berbagai hal pendukungnya
berfungsi sebagaimana mestinya. Isi pendidikan, alat pendidikan dan keterkaitan
antar keduanya merupakan hal yang wajib dipenuhi ketika kita ingin mencapai
tujuan pendidikan tersebut. Berlandaskan pada asumsi tersebut maka dapat
dikatakan bahwa efektifnya proses pendidikan akan sangat bergantung pada
keahlian kita dalam mengolah, memanfaatkan, serta mengkreasikan isi dan alat
pendidikan.
B. Saran
Kita
sebagai calon guru sekolah dasar harus mempelajari dan memahami isi dan alat
pendidikan. Karena kita dituntut untuk menjadi guru yang profesional dan
mengerti tentang pendidikan.
Penyusun menyadari
makalah ini masih terdapat kekurangan. Maka dari itu, penyusun mengharapkan
saran dan kritik yang membangun demi kemajuan bersama.
Coin Casino - 100% up to €200 Bonus | CasinoWow
BalasHapusPlay 인카지노 the best casino online 메리트 카지노 고객센터 with 제왕카지노 over 500 free spins and amazing Jackpot wins. Sign up and join today! ➜ Get a 100% up to €200 Bonus
Casino - Dr. Maryland
BalasHapusWelcome to Dr. MD 부천 출장마사지 Casino and Resort. We have over 700 of 통영 출장안마 the hottest 상주 출장마사지 games available and are located in the 춘천 출장안마 beautiful Midwest. From our live table Game Type: Live Tables, Blackjack, 동해 출장안마 Roulette, Video Slot
harap berkomentar sesuai isi blogspot
Hapusg4j3
BalasHapus